zQd0KczfRwNH8sBvaRPRSeroVNUFGAG0PNFEGov0
Bookmark

Pengertian, Fungsi dan Jenis Waterpass

Monkonomon | Automatic Level Waterpass
Monkonomon | Automatic Level Waterpass

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai kordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banyak tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari.

Waterpass merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. adapun proses pengukuran dengan waterpass pada dunia kontruksi, biasa menggunakan istilah seperti levelling atau waterpassing.

Fungsi Waterpass

Waterpass merupakan kunci dalam konstruksi bangunan, karena tanpa menggunakan alat ini kontruksi bangunan bisa saja mengalami kemiringan pada pondasi bangunan dan bagian-bagiannya yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam pembuatan gedung. Berikut adalah beberapa fungsi dari alat tersebut:

  1. Alat ini berfungsi untuk memperlihatkan level sejajar maupun tegak lurus sebuah benda terhadap suatu permukaan.
  2. Dalam konstruksi, alat ini memastikan pondasi yang dibangun tidak miring dan sesuai sketsa.
  3. Menjadi kunci dalam pembangunan konstruksi karena absennya penggunaan alat ini akan menyebabkan kemiringan pada bangunan atau bagian-bagiannya.
  4. Memastikan bangunan berdiri dengan nilai estetik dan mencegah perombakan karena kemiringan yang perlu biaya mahal.

Jenis - Jenis Waterpass

  1. Waterpass Manual
  2. Waterpass
    Monkonomon | Waterpass

    Waterpass jenis ini merupakan waterpass paling sederhana, penggunaan pun cukup mudah dengan hanya meletakan alat di area yang ingin diukur, kemudian hasil ukur dapat dilihat pada air gelembung yang ada di waterpass, apakan sudah sejajar atau belum. Waterpass manual juga memiliki 2 jenis yaitu waterpass manual non magnet dan waterpass manual magnet

  3. Waterpass Digital
  4. Waterpass
    Monkonomon | Waterpass Digital

    Waterpass jenis ini memiliki laser yang penggunaan dengan cara menembakkan laser pada area yang ingin diukur, maka itu waterpass digital sering disebut dengan leveling laser.

  5. Waterpass Auto Level
  6. Monkonomon | Automatic Level Waterpass
    Monkonomon | Automatic Level Waterpass

    Waterpass auto level memiliki fungsi yang sama dengan kedua waterpass sebelumnya, Namun alat ini biasanya digunakan untuk mengukur jalan, jembatan dan jalanan yang memerlukan survey pemetaan dan dalam skala besar. Agar alat ini dapat digunakan dengan baik, diperlukan tripod yang berfungsi sebagai dudukan waterpass serta rod yang didirikan pada titik sasaran yang akan dihitung jaraknya.

    Dengan ketersediaan waterpass dalam berbagai jenis, memungkinkan pengguna menggunakan alat ini sesuai dengan kebutuhan masing - masing. Selain memiliki beberapa jenis, waterpass juga tersedia dalam beberapa ukuran mulai dari yang terpendek 0,5m, 1m, 2m dan yang terpanjang adalah 3m

Cara Menggunakan Waterpass

  1. Waterpass Manual
  2. Letakan waterpass pada posisi datar baik posisi vertikal maupun horizontal sesuai dengan benda atau bidang yang akan diukur. Pastikan alat dipegang dengan tenang tanpa getaran dan tunggu hingga gelembung sudah berhenti bergerak. Perhatikan letak gelembung yang ada di lingkaran, jika gelembung terlihat di antara dua garis maka ini menunjukkan bahwa bidang atau benda yang diukur sudah sejajar.

  3. Waterpass Digital
  4. Waterpass digital menggunakan sensor elektronik yang dapat mendeteksi perubahan tingkat air dengan presisi yang lebih tinggi. Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka di layar digital, memudahkan pengguna untuk membaca dan menginterpretasikan data. Waterpass digital juga dapat dilengkapi dengan fitur tambahan, seperti memori pengukuran, pengaturan unit ukuran, dan kemampuan untuk mengukur dalam berbagai kondisi lingkungan.

  5. Waterpass Auto Level
  6. Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul - betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara memegangnya pun harus betul - betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu.

    Jika nivo rambu ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan - lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi. Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :

    2BT = BA + BB
    BT = Bacaan benang tengah waterpass
    BA = Bacaan benang atas waterpass
    BB = Bacaan benang bawah waterpass

    Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian skala pada rambu ukur tersebut tidak benar.

Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang dilaksanakan, yaitu : Pengukuran Waterpass Memanjang dan Pengukuran Waterpass Melintang.

    Pengukuran Waterpass Memanjang

  1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap (Banch Mark) yang digunakan.
  2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan menggunakan paku dan cat sebagai titik P1.
  3. Menentukan titik A yang berjarak 25 meter didepan titik P1, dan titik P2 yang berjarak 25 meter didepan titik A dan seterusnya dengan memberi tanda dengan cat hingga titik terakhir, yaitu titik P11 sejauh 500 m dari titik awal.
  4. Menentukan titik A yang berjarak 25 meter didepan titik P1, dan titik P2 yang berjarak 25 meter didepan titik A dan seterusnya dengan memberi tanda dengan cat hingga titik terakhir, yaitu titik P11 sejauh 500 m dari titik awal.
  5. Memasang Unting - unting dan mengusahakan agar unting - unting tersebut tepat menunjuk ke titik P1.
  6. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletak di tengah-tengah tabung.
  7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM kemudian ditembak dari titik P1 tersebut (usahakan letak bak vertikal)
  8. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu :
    d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB
    . Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
  9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik P1 dan P2 ditembak atau diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk penembakan atau pengukuran ke titik P2 dan P3, dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga titik A.
  10. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik A kemudian titik P1 dan P2 ditembak atau diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk penembakan atau pengukuran ke titik P2 dan P3, dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga titik A.

Pengukuran Waterpass Melintang

  1. Pesawat didirikan tepat diatas dititik P1 yang telah ditandai dengan cat.
  2. Setelah unting - unting menunjuk tepat ke titik P1, sekrup pengukit diatur sedemikian rupa hingga gelembung nivo tepat ditengah - tengah.
  3. Menentukan titik - titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu mengukur jarak titik - titik tesebut dari pesawat. Titik - titik tersebut adalah titik 1, 2, 3, dst.
  4. Menyipat titik - titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM, sementara pemegang rambu membetulkan posisi rambu ukur (baak) spaya tegak betul.
  5. Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu :
    d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB
    . Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
  6. Setelah titik - titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke titik P2 yang telah diberi tanda cat, kemudian mengulang langkah - langkah no.2 s/d no.5. prosedur ini diulang untuk posisi pesawat di P3, P4, dan seterusnya hingga titik terakhir, yaitu titik P11.
  7. Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik - titik tersebut.

kesalahan yang biasa dilakukan di lapangan :

  1. Pembacaan yang salah terhadap rambu ukur.
  2. angka rambu ukur yang hilang akibat sering tergores.
  3. rambu ukur kurang tegak.
  4. dan sebagainya.
Berikut adalah Pengertian, Fungsi dan Jenis Waterpass semoga bisa membantu dan jika ada yang perlu ditanyakan silahkan tanyakan dikolom komentar, Terimakasih.
Posting Komentar

Posting Komentar

Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.