Rumah tinggal bagi manusia merupakan kebutuhan dasar disamping kebutuhan pangan dan sandang. Dalam perkembangannya rumah tinggal tidak hanya sebagai tempat berlindung manusia dari gangguan cuaca dan hewan, namun merupakan sarana peningkatan kebanggaan dan harga diri, serta dinikmati juga keindahannya. Beragamnya tingkat ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, pendidikan dan karakter serta subyektifitas manusia akan mempengaruhi desain rumah tinggal yang ditempatinya
Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding dan atap. Rumah memiliki jalan masuk berupa pintu dengan tambahan berjendela. Lantai rumah biasanya berupa tanah, ubin, keramik, atau bahan material lainnya. Rumah bergaya modern biasanya memiliki unsur - unsur ini. Ruangan di dalam rumah terbagi menjadi beberapa ruang yang berfungsi secara spesifik, seperti :kamar tidur, kamar mandi, WC, ruang makan, dapur, ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras dan pekarangan
Aktivitas yang paling sering dilakukan di dalam rumah adalah beristirahat dan tidur. Selebihnya, rumah berfungsi sebagai tempat beraktivitas antara anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan. Dalam kegiatan sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, bersekolah atau melakukan aktivitas lain.
Fungsi Rumah Tinggal
Rumah dapat berfungsi sebagai: tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga dan tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat.
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Menurut (Doxiadis dalam Dian, 2009) rumah memiliki fungsi sebagai berikut, yaitu:
- Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
- Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
- Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
- Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
- Rumah menunjukan tempat tinggal.
- Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
- Rumah merupakan arsenal, yaitu tempat manusia mendapatkan kekuatan kembali.
Sedangkan menurut (Tunner dalam Jenie, 2001 : 45) mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
-
Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity)
yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.
-
Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity)
keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan dalam peme-nuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
-
Rumah sebagai penunjang rasa aman (security)
dalam arti terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
Tipe - Tipe Rumah Tinggal
Menurut (Suparno tahun 2006 dalam perumahan) jenis - jenis rumah dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu:
-
Rumah Sederhana
Rumah sederhana merupakan rumah bertipe kecil, yang mempunyai keterbatasan dalam perencanaan ruangnya. Rumah tipe ini sangat cocok untuk keluarga kecil dan masyarakat yang berdaya beli rendah. Rumah sederhana merupakan bagian dari program subsidi rumah dari pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan atau berdaya beli rendah. Pada umumnya, rumah sederhana mempunyai luas rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m² s/d 75 m²
-
Rumah Menegah
Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada tipe ini, cukup banyak kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dan perencanaan ruangnya lebih leluasa dibandingkan pada rumah sederhana. Pada umumnya, rumah menengah ini mempunyai luas rumah 45 m² s/d 120 m², dengan luas tanah 80 m² s/d 200 m².
-
Rumah Mewah
Rumah mewah merupakan rumah bertipe besar, biasanya dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan dan berdaya beli tinggi. Perencanaan ruang pada rumah tipe ini lebih kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat direncanakan dalam rumah ini banyak dan disesuaikan dengan kebutuhan pemiliknya. Rumah tipe besar ini umumnya tidak hanya sekedar digunakan untuk tempat tinggal tetapi juga sebagai simbol status, simbol kepribadian dan karakter pemilik rumah, ataupun simbol prestise (kebanggaan). Pada umumnya, rumah mewah ini biasanya mempunyai luas rumah lebih dari 120 m² dengan luasan tanah lebih dari 200 m².
Aspek Perencanaan dan Perancangan Rumah Tinggal
Monkonomon | Pengertian, Fungsi dan Aspek Perencanaan Rumah Tinggal |
Perencanaan rumah tinggal yang bagus akan sangat mendukung proses pelaksanaan pembangunan sehingga bangunan dapat terwujud dengan kondisi memuaskan, begitupun sebaliknya. Pekerjaan perencanaan desain rumah yang asal - asalan, akan cukup merepotkan karena tidak akurat untuk dijadikan pedoman tukang bangunan dalam mengerjakan pembangunan rumah tersebut. Beberapa aspek dalam merencanakan dan merancang rumah tinggal agar optimal sebaiknya perlu mempertimbangkan dan mempersiapkan terlebih dahulu mengenai:
-
Survei Lokasi
Survei Lokasi yang Tepat merupakan tahapan awal dalam menentukan perencanaan rumah tinggal Berbicara tentang lokasi, kadang menjadi hal yang sangat sulit untuk menemukannya. Apalagi ketersediaan lahan kosong dengan akses yang leluasa pada saat ini sangat jarang ditemukan. Namun, paling tidak, Anda harus mengusahakan pembangunan rumah di lokasi yang strategis. Contohnya, dekat dengan pasar, swalayan, sekolah, kantor, dan sebagainya. Apabila Anda ingin membeli tanah dengan harga lebih murah, maka bisa membeli tanah di daerah pinggiran kota. Umumnya, harga disini jauh lebih murah ketimbang di tengah kota.
-
Merancang Desain Rumah
Pada Tahap ini mungkin akan sangat sulit jika dikerjakan oleh orang non pengalaman. Maka dari itu, Anda bisa menggunakan jasa arsitek saja. Namun, sudah dipastikan akan ada biaya tambahan untuk jasa arsitek. Arsitek akan mulai merancang konsep desain bangunan. Dimulai dari tipologi bangunan, kebutuhan ruang beserta luasannya, zonasi ruang, alur sirkulasi, serta gaya desain berdasarkan data dan hasil diskusi dengan Anda. Hasil dari tahap ini adalah konsep desain bangunan yang berupa konsep utama, konsep tapak, konsep ruang, konsep material ,konsep struktur, serta konsep elektrikal dan plumbing. Dalam proses perancangan, tahap ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk tahap-tahap selanjutnya, maka komunikasikan dengan jelas dan detail kebutuhan serta keinginan Anda.
-
Menentukan Anggaran Biaya
Tahap selanjutnya adalah menentukan berapa dana yang diperlukan untuk membangun rumah. Sistem pembayaran kepada tukang juga akan mempengaruhi efisiensi biaya, pada umumnya sistem pembayaran umumnya terbagi dua, yaitu borongan dan harian. Bila sudah pasti apa yang akan direnovasi dan sudah mengetahui konsep renovasi secara matang, maka lebih baik menggunakan sistem borongan. Sebaliknya, bila konsep renovasi belum jelas sebaiknya menggunakan sistem pembayaran tukang secara harian.
-
Menentukan Pelaksana atau Tukang
Hasil akhir kualitas bangunan rumah tinggal sangat ditentukan oleh keahlian dari tukang atau pelaksananya. Walaupun biaya dan konsep disain sudah dipersiapkan secara matang, namun apabila kompetensi pelaksana atau tukang tidak maksimal maka kualitas hasil akhir dari bangunan tersebut juga tidak akan optimal. Untuk proyek - proyek skala besar bisa diadakan konsultan pengawasan, bisa melibatkan dari pihak konsultan arsitek yang bersangkutan (akan ada biaya tambahan).
-
Menentukan Material Bangunan
Tahapan selanjutnya adalah menentukan material bangunan, untuk menentukan material bangunan bisa dibilang susah susah gampang. Untuk itu, biasanya ini akan dikonsultasikan dengan jasa Arsitek. Sebab, mereka lebih paham dan pastinya tahu mana material terbaik dengan harga terjangkau.
-
Menentukan Waktu Pelaksanaan Pembangunan
Waktu pelaksanaan pembangunan sebaiknya direncanakan secara matang. Karena perencanaan yang tidak dilakukan dengan baik itu akan berdampak pada waktu pelaksanaan dan anggaran biaya yang pastinya akan membengkak Tidak semua tahapan pekerjaan harus dilakukan pada saat musim kemarau dan tidak juga pada musim hujan. Pada musim kemarau sebaiknya tahapan pekerjaan sub struktur, midle struktur dan up struktur sedapat mungkin dapat terselesaikan. Sehingga pada saat musim hujan dapat mendeteksi pengaruh air hujan terhadap bangunan, misalnya kebocoran atap, kebocoran dinding, tersumbatnya saluran pembuangan dan lain - lain.
Posting Komentar